Jumat, 30 Oktober 2009

TUPAI



Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip, dan kerap dikelirukan, dengan bajing. Secara ilmiah, tupai tidak sama --dan jauh kekerabatannya-- dengan keluarga bajing. Tupai banyak memangsa serangga, dan dahulu dimasukkan ke dalam bangsa Insectivora (pemakan serangga) bersama-sama dengan cerurut. Sedangkan bajing dan bajing terbang termasuk bangsa Rodentia (hewan pengerat) bersama-sama dengan tikus. Bajing merupakan salah satu hama kelapa.
 
Dalam bahasa Inggris, tupai disebut treeshrew, yang arti harfiahnya cerurut pohon (tree pohon, shrew arboreal, hidup di pohon. Tupai memiliki otak yang relatif besar. Rasio besar otak berbanding besar tubuh pada tupai adalah yang terbesar pada makhluk hidup, bahkan mengalahkan manusia.
 
Tupai pernah dipisahkan dari cerurut dan tikus bulan yang tetap berada dalam bangsa Insectivora, dan dipindahkan ke dalam bangsa Primata yang beranggotakan kukang, singapuar, monyet dan kera. Pemindahan ini karena kemiripan internal tupai dengan bangsa monyet itu, sehingga dianggap sebagai golongan primata awal. Namun menurut pendapat terbaru menyebutkan bahwa bangsa ini terdiri dari suku tunggal Tupaiidae, dengan dua anak suku: Tupaiinae dan Ptilocercinae. Ptilocercidae berisikan satu marga dan satu spesies saja, yakni tupai ekor-sikat Ptilocercus lowii. Sedangkan Tupaiidae memiliki 4 marga dan 19 spesies.

Pulau Kalimantan (Borneo) kemungkinan merupakan pusat keragaman jenis-jenis tupai, mengingat sebelas (12 jika Palawan dimasukkan) dari 20 spesies tupai di dunia dijumpai di sana.

Tupai kekes adalah sejenis mamalia kecil yang termasuk keluarga tupai (suku Tupaiidae. Di daerah yang berbahasa Sunda, hewan ini disebut kekes (kékés). Nama ilmiahnya Tupaia javanica (Horsfield, 1822), dan nama dalam bahasa Inggris Javan treeshrew.
Tupai yang bertubuh kecil ramping. Panjang kepala dan tubuh sekitar 15 cm atau kurang, ekor sekitar 18 cm (120% kepala dan tubuh).

Warna tubuh bagian atas mirip bajing kelapa (Callosciurus notatus) di Jawa Barat. Kuning-coklat abu-abu, dengan bintik-bintik bulu kehitaman. Di sekeliling mata dan di bahu terdapat warna kuning keputihan. Sisi perut dan di bawah kaki kekuningan sampai keputihan. Ekor panjang dan melebar, namun tidak menebal, coklat kuning dengan bintik-bintik kehitaman.

Hidup di hutan-hutan yang terbuka dan perkebunan, terutama di tempat dengan banyak pohon kecil. Tupai kekes aktif pada siang hari (diurnal), terutama di waktu pagi.

Sepintas, perilakunya serupa dan sukar dibedakan dari bajing kelapa. Apalagi kedua jenis hewan ini memiliki ukuran tubuh yang hampir sama dan relung ekologis (ecological niche) yang bertumpang tindih. Agak pemalu, tupai kekes senang mencari makanan di pohon-pohon kecil atau perdu yang terbuka atau setengah terbuka. Makanannya terutama aneka serangga dan buah-buahan. Mungkin juga memakan hewan-hewan kecil lainnya. Sering pula mengunjungi pohon-pohon yang mati, untuk mencari serangga di balik kulit kayunya yang mengering Tupai kekes menyebar terbatas di Jawa, Bali, Sumatra barat (Kerinci), dan Pulau Nias.

Dua jenis lain yang mirip dan tumpang tindih dalam penyebaran, adalah:
  • Tupai akar (Tupaia glis). Berukuran sedikit lebih besar, cenderung lebih merah, dan banyak turun ke tanah atau menjelajahi kayu tumbang. Menyebar luas mulai dari Semenanjung Malaya di selatan Tanah Genting Kra, Sumatra, Jawa, Borneo dan Palawan di Filipina, serta di pulau-pulau kecil di sekitarnya.
  • Tupai kecil (Tupaia minor). Berukuran sedikit lebih kecil, ekor kurus dan panjang, dengan ujung yang lebih gelap dari warna tubuh. Menyebar di Semenanjung Malaya (termasuk di bagian Thailand), Sumatra, Borneo dan beberapa pulau kecil di sekitarnya.

  • Bajing kelapa (Callosciurus notatus) memiliki kepala yang lebih membulat, dan terdapat garis keputihan di sisi tubuh bagian bawah di antara kaki depan dan belakang. Di tangan, bajing kelapa memiliki gigi seri yang ‘tonggos’ panjang; sedangkan gigi tupai kecil-kecil dan meruncing serupa gigi cerurut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar